JAKARTA – Karya dan kreativitas terbaik Warga Binaan dari seluruh Indonesia, mulai dari pertunjukan seni, kuliner, fesyen, hingga bazar, dipamerkan dalam Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) yang berlangsung pada 21–24 April 2025 di Lapangan Banteng, Jakarta. Dalam event ini, band Warga Binaan bahkan tampil berkolaborasi dengan musisi kenamaan seperti Zivilia Band, Virgoun, dan Tagor Pangaribuan.
Mengusung tema “Creation Beyond the Bars”, IPPAFest 2025 menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) Ke-61. Kegiatan ini mendukung tema besar HBP, yaitu “Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat untuk Masyarakat”, serta selaras dengan Asta Cita Presiden RI dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), khususnya dalam mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dalam sambutannya, Menteri Imipas Agus Andrianto menegaskan bahwa IPPAFest bukan sekadar festival, tetapi panggung semangat dan harapan.
“Tema IPPAFest adalah Creation Beyond The Bars, sebuah pernyataan kuat bahwa kreativitas tidak bisa dipenjara. Harapan tidak pernah bisa dibungkam, ia selalu menemukan jalan, apapun penghalangnya,” ujar Agus saat membuka IPPAFest, Senin (21/4).
Ia menambahkan, IPPAFest adalah refleksi atas perjalanan membina Warga Binaan untuk kembali menjadi insan yang berdaya guna.
“Negara hadir untuk mengurangi kejahatan bukan dengan kekerasan, tetapi melalui pembangunan kapasitas pribadi. Kita ingin Warga Binaan kembali menjadi manusia utuh dan berkontribusi bagi masyarakat,” harapnya.
Agus juga mengajak seluruh elemen untuk terus menghadirkan Pemasyarakatan sebagai solusi bangsa.
“IPPAFest ini adalah perlawanan terhadap pesimisme. Ini panggung untuk menyatakan: Kami masih punya harapan dan siap berkarya!” tegasnya.
Sementara itu, Menteri UMKM Maman Abdurrahman memberikan apresiasi tinggi kepada Kementerian Imipas atas transformasi cara pandang terhadap Warga Binaan.
“Dulu, Warga Binaan sering dipandang negatif. Tapi hari ini, karya-karya mereka membuktikan bahwa pembinaan yang dilakukan menjadi wajib dan sangat penting,” ujar Maman.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi menambahkan, IPPAFest adalah wadah untuk mengekspresikan seni, sekaligus menciptakan produk bernilai jual tinggi.
“IPPAFest memupuk semangat gotong royong antara Narapidana, masyarakat, dan petugas Pemasyarakatan, serta menggerakkan roda ekonomi lewat sektor industri kreatif,” jelas Mashudi.
Acara pembukaan IPPAFest 2025 semakin semarak dengan lelang karya Warga Binaan berupa kain batik dan lukisan, di mana seluruh hasil lelang terjual dengan total nilai ratusan juta rupiah. Bahkan, dua lukisan laku hingga Rp40 juta.
Selama tiga hari, pengunjung IPPAFest dimanjakan dengan beragam pertunjukan seni, mulai dari kolaborasi Zivilia Band dan Sindur Rock Band (Lapas Khusus Gunung Sindur), Virgoun dan Band Rutan Cipinang, IPPAFest Fashion Show, hingga pertunjukan Rampak Beduk, Fire Dance, Stand-Up Comedy, dan Reog. Selain itu, 33 stand Kantor Wilayah Ditjenpas seluruh Indonesia memamerkan produk unggulan masing-masing, lengkap dengan bazar UMKM dan aneka games berhadiah.
IPPAFest 2025 menjadi simbol keberhasilan program pembinaan Warga Binaan dalam membangun masa depan lebih cerah, serta mengoptimalkan penerimaan negara bukan pajak dan implementasi Rencana Aksi Pemasyarakatan Tahun 2025.
Pembukaan IPPAFest juga dirangkaikan dengan peluncuran Galeri Pemasyarakatan di lounge Imigrasi dan pencanangan Hari Cinta Produk Warga Binaan. Hadir dalam acara ini Wakil Menteri Imipas, Ketua Komisi III DPR RI, Menteri UMKM, Menteri Ekonomi Kreatif, perwakilan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, perwakilan Bank BRI, Duta Besar negara sahabat, serta berbagai mitra kerja Dirjenpas.*
(mk_03)